sarung celana

sarung celana

Rabu, 21 Maret 2012

CINTA



CINTA 1
"Manusia pertama yang dijatuhi hukuman pada hari kiamat adalah:
PERTAMA, orang yang mati di medan juang. Diberikan kepadanya berbagai kenikmatan dan ia pun mengenalnya. Allah bertanya kepadanya, "Dalam hal apa kenikmatan ini kamu gunakan?" Dia menjawab,"Aku berperang karena Engkau hingga mati di medan perang." Allah berfirman, "Bohong kamu (bukan karena Aku) namun kamu berperang agar mendapat julukan pemberani (pahlawan), maka sudah dikatakan demikian." Kemudian turunlah perintah, ia pun wajahnya ditarik hingga dilemparkan ke dalam neraka.
KEDUA, orang yang mencari ilmu kemudian mengajarkannya, serta membaca Al Quran. Diperlihatkan kepadanya berbagai kenikmatan, ia pun mengenalnya. Allah bertanya, "Dalam hal apa kenikmatan ini kamu gunakan?" Dia menjawab, "Aku mencari ilmu kemudian aku mengajarkannya, dan aku membaca Al Quran karena Engkau." Allah berfirman, "Kamu telah berbohong, kamu mencari ilmu agar dipandang sebagai alim dan kamu membaca Al Quran agar disebut qari, dan (hal itu) sudah dikatakan," maka turun perintah hingga ditarik wajahnya dan dilemparkan ke dalam neraka."
KETIGA, orang yang Allah berikan keleluasaan dan kekayaan. Diberikan kepadanya kenikmatan (yang pernah diterimanya) dan ia pun mengenalnya. Allah berfirman, "Dalam hal apa kenikmatan itu kamu gunakan?" Dia menjawab, "Tidak pernah kubiarkan suatu jalan di mana Engkau senang (hamba) berinfak padanya kecuali aku berinfak karena Engkau." Allah berfirman, "Kamu berbohong, tidak kamu lakukan hal itu kecuali agar kamu disebut dermawan." Maka ditariklah wajahnya hingga dilemparkan ke dalam api neraka." (HR. Muslim)

Berdasarkan hadits di atas, kita tidak dapat menilai orang telah mencapai tingkat ketakwaan atau kecintaan kepada Allah, baik penilaian terhadap diri sendiri ataupun terhadap orang lain kecuali sebatas dugaan dan harapan.

Agar dugaan dan harapan itu terbukti, kita harus senantiasa berdoa untuk diri kita dan orang lain agar Allah memberikan pahala atas semua amal disertai curahan rahmat dan ampunan-Nya. Karena, amal seseorang betapa pun banyak, tidak dapat menjamin surga tanpa rahmat dan ampunan-Nya. Apalagi bila seseorang banyak berbuat baik namunn sangat senang bila mendapat pujian, orang seperti itu harus segera ditegur agar amalnya tidak sia-sia.

Allah berfirman, yang artinya:
"Janganlah sekali-sekali kamu menganggap orang-orang yang berbangga diri dengan apa yang mereka terima dan senang dipuji dengan apa yang belum dikerjakan, janganlah kamu mengira mereka selamat dari siksaan dan bagi mereka adalah siksa yang sangat pedih" (QS. Ali Imran: 188)

Melalui ayat ini kita perlu menyadari bahwa:
1. Dalam kehidupan ini, banyak harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Adanya orang yang berbangga diri dengan kenikmatan yang diterimanya, padahal kenikmatan itu belum tentu membawanya menuju keselamatan.
3. Adanya kesenangan manusia untuk dipuji meski belum berbuat sesuatu hingga layak mendapat pujian.
4. Seseorang yang terpuji dalam pandangan manusia, belum tentu terpuji dalam pandangan Allah karena kewajiban dari Allah masih banyak yang belum dia laksanakan.
5. Orang yang diperkirakan akan selamat, belum tentu selamat. Karena tidak ada yang mengetahui dan menentukan masa depan seseorang selain Allah SWT.

Karena itu orang yang menganggap dirinya sudah meraih cinta Allah perlu diingatkan agar tidak terlena dengan dugaan tersebut yang dikhawatirkan muncul karena bisikan setan. Orang yang menilai dirinya belum mampu mencintai Allah padahal ia telah berjuang untuk mencintai-Nya, mudah-mudahan ia terus berjuang hingga bisa meraih apa yang diperjuangkannya, nikmat cinta kepada Allah.

CINTA II
ORANG YANG MENCINTAI ALLAH PASTI DICINTAI-NYA

Dalam Al Quran, Allah SWT mencintai siapapun yang menyambut panggilan-Nya dan mentaati semua aturan-Nya:

"Wajai orang-orang yang beriman, barang siapa yang murtad diantara kamu, Allah kelak akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang mukmin dan keras terhadap orang-orang kafir, serta yang berjihad di jalan Allah dan tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki, dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS Al Maidah:54)

Melalui ayat ini kita mengetahui apa yang mesti dilakukan demi meraih nikmatnya cinta hakiki:
1. Menyambut panggilan Allah atas dasar iman kepada-Nya.
2. Cinta kepada Allah tidak akan tercapai selama ajaran-Nya tidak dilaksanakan.
3. Mewaspadai diri agar jangan sampai mengaku mencintai Allah padahal Dia membenci kita akibat tidak melaksanakan perintah-Nya.
4. Kendati banyak berbuat amal kebajikan untuk meraih cinta-Nya, amal tersebut tidaklah berarti kalau tidak dilaksanakan sesuai aturan-Nya
5. Betapapun banyak amal seseorang yang dilaksanakan dengan penuh harap kepada Allah dan bersih dari motif lain, Allah tetap akan menolak selama ia meninggalkan aturan-Nya.
6. Allah tidak akan rugi akibat ajaran-Nya tidak dipatuhi karena Dia Maha Kuasa untuk menghadirkan satu kaum yang layak dicintai-Nya
7. Suatu kaum yang dicintai Allah pasti mencintai-Nya.
8. Sifat tawadhu' (rendah hati) di hadapan sesama dan keras di hadapan orang kafir merupakan salah satu tanda orang yang dicintai-Nya
9. kaum yang mencintai Allah dan dicintai-Nya senantiasa mempersiapkan diri untuk berjihad demi membela agama-Nya
10. Dalam mewujudkan kecintaan kepada Allah, mereka tidak pernah takut kehilangan harta, keluarga, atau jiwa selama digunakan demi membela agama-Nya.

Segala sesuatu dapat diketahui dengan jelas bila diketahui antonimnya. Antonim cinta adalah benci. Orang yang mencintai Allah akan selalui melakukan apa yang dicintai-Nya dan membenci apa yang dibenci-Nya; berjuang menegakkan kalimat tauhid dan menghancurkan kalimat syirik.

Bila ada orang yang berjuang untuk mencintai Allah tanpa mencegah kemaksiatan atau menghancurkan kekufuran, apapun alasannya, perjuangannya akan sia-sia. Karena ia ibarat orang yang mandi dengan memakai sabun wangi namun dibanjuri air kotor, atau mandi dengan air bersih namun tidak keluar dari tempat yang kotor, atau ia menjauh dari tempat yang kotor namun kotoran dibiarkan berdatangan.

Sungguh keliru bila ada pemahaman, "Anda tidak perlu pusing memikirkan orang yang durhaka, maksiat, dan lain-lain, yang penting kita selalu berbuat baik." Kepada orang yang berpandangan demikian hendaklah diajukan pertanyaan, "Apakah Anda rela jika harta anda dicuri orang, anggota keluarga anda dizinahi orang?" Apabila jawabannya "tidak" - orang lain pun mempunyai jawaban yang sama. Jawaban tersebut tidak cukup hanya dengan lisan tanpa ditindak lanjuti dengan perbuatan berupa amal untuk memberantas semua kemaksiatan yang sesuai dengan kemampuan.

Itulah sebagaian dari apa yang Allah perintahkan kepada semua orang yang beriman. Tanpa melaksanakan perintah ini seseorang tidak akan meraih kecintaan kepada llah sekalipun ia banyak berbuat yang dapam pandangannya amal baik hingga menghabiskan semua waktunya sampai mati.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar